Ghazinews.xyz - Kongres Chili telah menyusun rancangan undang-undang untuk memboikot barang dan jasa dari pemukiman yang dikuasai Israel dibangun di wilayah Palestina yang diduduki, media lokal melaporkan pada hari Kamis (3/6).
 |
| RUU Kongres Chili Larang Impor Produk dan Jasa Pemukiman Israel |
Undang-undang tersebut didasarkan pada langkah sebelumnya oleh anggota parlemen Chili dalam mendukung hak-hak Palestina dan perjuangan untuk penentuan nasib sendiri. Itu juga terjadi setelah kampanye terbaru kekerasan Israel yang mematikan terhadap warga Palestina, termaksud serangan udara Gaza, yang memakan korban lebih dari 250 warga Palestina, termaksud 67 diantaranya anak-anak.
RUU tersebut, dirancang oleh kelompok parlemen Pro-Palestina di majelis rendah legislatif Chili, berusaha untuk menolak impor produk dan layanan dari pemukiman ilegal di wilayah pendudukan, sejalan dengan hukum internasional.
Sementara RUU itu tidak menyebutkan nama Israel secara langsung, Sergio Gahona, anggota parlemen yang memimpin inisiatif tersebut mengumumkannya sambil mengenakan Kufiyeh, hiasan kepala tradisional Palestina.
Pelanggar akan menghadapi denda lima kali nilai pabean barang impor.
Langkah itu memicu kritik dari kelompok Pro-Israel di negara Amerika Latin tersebut. Komunitas Chili Israel menyatakan tidak terkejut dengan presentasi RUU BDS, tuduhan umum yang ditujukan terhadap gerakan protes tanpa kekerasan, yang dengan keras dibantahnya.
BDS, yang diluncurkan pada tahun 2005 oleh 170 organisasi masyarakat sipil dengan tujuan menekan Israel, telah memimpin perusahaan-perusahaan besar untuk mengakhiri transaksi bisnis dan aktivitas dengan entitas Israel yang beroperasi di Tepi Barat yang diduduki.
Chili, yang menjadi tuan rumah salah satu diaspora Palestina terbesar di luar Timur Tengah, telah melihat anggota parlemen mengambil langkah untuk menghadapi pelanggaran Israel terhadap hukum internasional dalam beberapa tahun terakhir.
Di tahun 2018, kongres nasional memberikan suara 99-7 untuk menyetujui resolusi yang melarang produk dari pemukiman Israel. Dua tahun kemudian, senat Chili mengadopsi resolusi serupa yang menyerukan Presiden Sebastian Pinera untuk menerapkan larangan semacam itu.
Namun ada sejarah panjang kemitraan antara Chili dan Israel di tingkat pemerintahan, khususnya di bidang militer, dengan kedua negara menandatangani perjanjian untuk meningkatkan kerja sama pada tahun 2018.
Para analis telah membandingkan metode dan taktik yang digunakan oleh pasukan Chili melawan demonstran yang memprotes korupsi dan kemiskinan yang meluas dengan pasukan Israel melakukan tindakan brutal terhadap warga Palestina yang memprotes pendudukan dan kekerasan Israel.
Sumber, Palabroad.
