Ghazinews.xyz - Presiden Rusia berpendapat mengenai Isu resolusi konflik Israel-Palestina tidak boleh dikesampingkan melalui pernyataannya pada hari Jumat, (4/6).
![]() |
Permasalahan Pemukiman Palestina Tak boleh Dikesampingkan. File Photo (AA) |
"Penting bahwa isu terkait penyelesaian konflik Palestina tidak boleh diturunkan ke latar belakang, dan mereka tidak boleh dikesampingkan, terutama mengingat ketajamannya, dan mengingat pentingnya masalah ini tidak hanya untuk Timur Tengah, tetapi juga untuk seluruh dunia," ucap Vladimir Putin kepada Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF).
Pernyataannya muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan Yusuf Ozhan, selaku wakil direktur jenderal dan pemimpin redaksi Anadolu Agency, ketika ia bertanya bagaimana atau dengan cara apa Rusia dapat berkontribusi pada resolusi diplomatik konflik Israel-Palestina.
Putin menyatakan Rusia memiliki hubungan yang sangat baik dan bersahabat dengan Israel dan Palestina, dan Rusia terlibat dalam proses ini setta telah terjalin selama puluhan tahun.
"Begitu hubungan antar pemerintah terjalin kembali, itu selalu menguntungkan orang-orang pada negara ini dan negara-negara tersebut." Tutur Putin.
Pada tahun 2020, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko mengumumkan perjanjian normalisasi yang kontroversial dengan Israel setelah beberapa dekade lalu antara Mesir dan Yordania, yang masing-masing menandatangani kesepakatan dengan Israel pada tahun 1979 dan 1994.
Selama upacara Gedung Putih pada 15 September tahun lalu, UEA dan Bahrain menandatangani kesepakatan yang disponsori AS, secara resmi dikenal sebagai Kesepakatan Abraham, guna menjalin hubungan diplomatik bersama Israel.
"Platform multilateral dan kerja sama multilateral diperlukan untuk membahas semua masalah yang ada, dan menekankan bahwa terdapat beberapa masalah yang memerlukan perhatian khusus yang besar dari masyarakat internasional."
"Tanpa resolusi konflik Palestina-Israel, tidak mungkin mencapai perdamaian yang bertahan lama pada kawasan tersebut," imbuhnya.
ia juga menunjukkan bahwa penting untuk mengatasi perbedaan intra-Palestina.
Selain masalah pemukiman yang dikuasai Israel, terdapat masalah lain yang telah bertumpu dan semuanya membutuhkan studi yang cermat," ungkap Presiden Rusia.
Ia berharap agar permasalahan saat ini, termasuk isu prinsip seperti solusi dua negara, yaitu pembentukan negara Palestina dan Israel, diselesaikan dengan memperhatikan kepentingan rakyat Israel dan Palestina.
"Sangat penting untuk tidak dipandu oleh kepentingan jangka pendek saat ini. Yang perlu kita lakukan adalah memikirkan perdamaian jangka panjang yang bertahan lama. Namun dalam percakapan singkat tersebut, kita mengalami terutama mengingat fakta bahwa tersebut terpencil. Saya rasa saya tidak akan bisa menemukan resep untuk mengatasi masalah yang berlarut-larut ini. Namun Rusia akan terus bersama-sama dengan peserta lain memberikan kontribusi untuk menemukan solusi konflik Palestina-Israel," tambahnya.
Gencatan yang ditengahi Mesir mulai berlaku pada dini hari pada tanggal 21 Mei mengakhiri serangan 11 hari Israel di Jalur Gaza.
Serangan Israel pada Gaza dan Tepi Barat mengorbankan sedikitnya 289 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dan meninggalkan jejak kehancuran. Pusat kesehatan dan kantor media, serta sekolah, termaksud di antara bangunan yang menjadi sasaran.
Sumber, Anadolu Agency.