Ghazinews.xyz - Kelompok YPG yang didukung Amerika Serikat telah mengorbankan sedikitnya delapan warga sipil dan melukai 27 lainnya sejak Senin ketika mereka melukai para peserta aksi yang menuntut diakhirinya penindasan kelompok terkait PKK di daerah-daerah yang mereka tempati di Suriah utara.
![]() |
Erdogan Berang, YPG yang Didukung AS Bertindak Lukai Warga Suriah |
Protes mengajak secara paksa untuk bergabung bersama YPG dimulai pada pusat kota Manbij dan meluas ke daerah pedesaan, terus tumbuh meskipun jam malam diberlakukan oleh kelompok YPG.
Para demonstran menuntut diakhirinya penahanan, penghapusan wajib militer dan penuntutan kelompok YPG yang telah melukai para demonstran.
Organisasi YPG, melakukan membubarkan dengan upaya melukai para pengunjuk rasa, menahan banyak warga sipil yang berpartisipasi dalam gerakan rakyat selama dua hari terakhir.
Di tengah aksi damai yang berlanjut, organisasi YPG dilaporkan mengirim puluhan anggotanya dari provinsi Raqqa utara dan sekitarnya ke Manbij.
Sebuah pertunjukan dukungan diadakan untuk orang-orang Manbij di distrik Azaz di Suriah utara.
Para demonstran meneriakkan slogan-slogan termaksud Manbij bebas dan akan tetap bebas dan Kami mendukung rakyat Manbij.
Pemerintah Sementara Suriah mengecam kelompok YPG dikarenakan telah melukai para pengunjuk rasa di Manbij dan meminta masyarakat internasional untuk memenuhi tanggung jawabnya guna melindungi warga sipil di distrik tersebut.
Lebih lanjut, Dewan Suku dan Suku Suriah (SKAM) menyuarakan dukungan bagi masyarakat Manbij.
"Kami mengikuti peristiwa di Manbij dengan prihatin. Kami mendukung pergerakan yang sah dari rakyat Manbij dengan segala cara kami. YPG/PKK adalah kelompok yang melayani proyek-proyek non-nasional dan separatis," ucap dewan SKAM dalam sebuah pernyataan.
Kelompok tersebut juga meminta orang-orang Manbij untuk mendukung Tentara Nasional Suriah (SNA) guna menyelamatkan mereka dari kelompok YPG.
"Kebenciannya terhadap pemerintahan YPG telah tumbuh di utara dan timur Suriah di antara penduduk yang didominasi Arab," tutur penduduk dan tetua suku.
Banyak yang berkeberatan dengan wajib militer pemuda dan diskriminasi di lapisan kepemimpinan puncak.
Orang-orang di Manbij, termaksud orang-orang Arab merupakan 90% dari populasi, telah memprotes perekrutan paksa anak-anak mereka sejak Senin.
Nasib ribuan orang yang ditahan mereka juga menjadi perdebatan utama, menurut penduduk dan tokoh suku.
Pada hari Senin, ratusan orang berkumpul di pusat distrik Manbij dan lingkungan sekitarnya guna memprotes kelompok YPG.
Seorang warga sipil tewas dan tiga lainnya terluka ketika teroris melukai orang-orang yang melakukan protes atas pembujukan paksa.
Protes berubah menjadi kekerasan ketika ratusan demonstran berbaris di dekat pos pemeriksaan di sekitar kota sehari setelah seorang warga sipil menjadi korban dalam protes yang melanda daerah tersebut menuntut diakhirinya kekuasaan YPG atas populasi suku yang sebagian besar Arab.
Organisasi teroris YPG memberlakukan dinas militer wajib bagi anak perempuan dan laki-laki yang lahir antara tahun 1990 dan 2003. Organisasi tersebut membujuk secara paksa remaja Arab di beberapa daerah, termaksud Manbij, Ain al-Arab (juga dikenal sebagai Kobani), Qamishli, Malikiyah, Hassakeh , Raqqa dan Deir el-Zour.
Mendokumentasikan pelanggaran terhadap warga sipil di Suriah, Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR), dalam laporannya yang dirilis pada (22/5), menyatakan hampir 3.800 warga sipil ditahan secara paksa pada pusat-pusat penahanan yang didirikan oleh kelompok-kelompok yang dipimpin YPG.
Sekitar 30 kilometer (20 mil) dari perbatasan Turki, Manbij menempati titik kritis dalam peta konflik Suriah, tepat pada persimpangan tiga blok wilayah terpisah yang membentuk lingkungan rezim Suriah, pengaruh Turki dan AS.
YPG yang didukung AS berhasil mencapai Manbij pada Agustus 2016 setelah mengusir kelompok Daesh yang telah merebut kota dari oposisi moderat pada Januari 2014. Sebelum YPG, Manbij dikelola oleh Majelis Revolusi, yang mewakili 17 kelompok dan suku yang berbeda.
Untuk meredakan masalah keamanan Turki, Washington dan Ankara mencapai (Perjanjian Manbij) pada Juni 2018, yang berfokus pada penarikan kelompok YPG dari Manbij guna menstabilkan kawasan. Kesepakatan tersebut menyajikan proses tiga tahap yang harus direalisasikan dalam 90 hari yakni, penarikan organisasi YPG, patroli bersama Turki-Amerika, yang dimulai sejak November 2018, dan pembentukan pemerintahan lokal baru yang terdiri dari orang-orang yang mencerminkan etnis komposisi daerah. Namun, Washington menunda implementasi kesepakatan Manbij.
Dukungan AS untuk YPG di Suriah telah menjadi salah satu batu sandungan dalam hubungan bilateral antara kedua sekutu NATO tersebut.
Turki sangat menentang kehadiran YPG di Suriah utara. AS bermitra dengan YPG di timur laut Suriah dalam perang melawan Daesh. AS juga telah memberikan pelatihan militer serta menyediakan ribuan truk perlengkapan kepada kelompok tersebut, meski terdapat masalah keamanan sekutu NATO-nya.
Menggarisbawahi bahwa suatu negara tidak dapat mendukung satu kelompok untuk memerangi yang lain, Turki tengah melakukan operasi kontraterorismenya sendiri, yang selama ini berhasil menyingkirkan sejumlah besar kelompok YPG dari wilayah tersebut.
Baru-baru ini, Departemen Pertahanan AS meminta lebih dari $500 juta bantuan untuk didistribusikan ke berbagai organisasi, termaksud kelompok YPG.
Menilai hubungan bilateral antara Ankara dan Washington Selasa malam, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan dia akan membahas ketegangan baru-baru ini antara dua sekutu NATO dengan mitranya dari Amerika, Joe Biden, dalam pertemuan puncak para pemimpin NATO yang akan datang.
Pertemuan antara Erdogan dan Biden berlangsung di sela-sela KTT para pemimpin NATO 14 Juni di Brussels, Belgia.
Erdogan sangat kecewa atas dukungan AS untuk kelompok YPG di Suriah utara.
"Kami telah memberikan setiap bukti kepada AS yang mengungkapkan hubungan antara PKK dan YPG namun mereka memilih untuk menutup mata terhadap ini."
"Jika Anda adalah sekutu kami, apakah Anda akan mendukung kami atau Anda akan mendukung kelompok YPG ? Sayangnya, mereka berpihak pada kelompok YPG."
"Mereka yang menyudutkan Turki dengan cara seperti ini, mereka akan kehilangan seorang teman penting." Tegas Erdogan, seraya menambahkan Turki adalah mitra yang kuat dan dapat diandalkan di NATO.
Lebih dari 40 tahun gerakan Turki melawan PKK yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa, PKK telah bertanggung jawab atas kematian sedikitnya 40.000 orang.
Sumber, Dailysabah.