Wednesday, 23 June 2021

Bantuan untuk Palestina yang Dijanjikan AS Ditahan oleh Senator Republik

0

Ghazinews.xyz - Seorang senator kunci Amerika Serikat memblokir $50 juta bantuan ekonomi untuk Palestina, mengabaikan janji bantuan Menteri Luar Negeri Antony Blinken setelah serangan Israel di Gaza pada bulan Mei dan menunda rekonstruksi sumber daya air serta jalan yang sangat dibutuhkan warga Palestina.

Gambar Ilustrasi Ditahannya Bantuan untuk Palestina
Bantuan untuk Palestina yang Dijanjikan AS Ditahan oleh Senator Republik

Bulan lalu, Senator Republik James Risch menahan dana tersebut, yang telah disetujui oleh Kongres AS, menggunakan prosedur di bawah undang-undang AS tahun 2018 dan mengklaim ia ingin memastikan dana tersebut tidak akan masuk ke Otoritas Palestina atau Hamas.

Para pendukung bantuan AS untuk Palestina menyatakan penahanan Risch atas dana tersebut bermotif politik dan pada akhirnya harus dicabut. Sekelompok besar Demokrat DPR AS, yang dipimpin oleh Perwakilan Jamie Raskin, yang beragama Yahudi, telah menuntut Risch melepaskan bantuan tersebut.

Seorang juru bicara Risch mengkonfirmasi kepada Al Jazeera pada hari Senin bahwa penahanan itu tetap berlaku meskipun terdapat banding untuk mencabutnya.

"Saya hanya tidak melihat ada pembenaran untuk menahan pengeluaran dana, selain dehumanisasi yang terus berlanjut, ejekan dan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina, khususnya di Gaza," ucap Ahmad Abuznaid, direktur eksekutif Kampanye AS untuk Hak Palestina.

"Ini adalah bagian dari hukuman kolektif yang konsisten terhadap rakyat Palestina, khususnya rakyat Gaza," tutur Abuznaid kepada Al Jazeera.

Setelah 11 hari serangan udara yang dilakukan Israel pada bulan Mei, penduduk Palestina di Gaza yang terkepung menghadapi tantangan pembangunan kembali besar-besaran di tengah gencatan dan masa depan yang tidak pasti. Israel menghancurkan ratusan bangunan, yang menyebabkan perpindahan sekitar 100.000 warga sipil. Serangan tersebut mengorbankan 256 warga Palestina, termaksud 66 anak-anak.

Perselisihan di Kongres mengenai pendistribusian bantuan ke Gaza dan Tepi Barat yang diduduki menunjukkan bagaimana undang-undang pro-Israel yang diberlakukan selama pemerintahan Trump sebelumnya dapat menghambat upaya tim Biden yang baru untuk memoderasi konflik.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas pada 25 Mei dan berjanji Washington akan memberikan $75 juta dalam pembangunan jangka panjang dan bantuan ekonomi kepada Palestina.

Risch dan beberapa Republikan lainnya segera bergerak untuk memblokir sebagian besar dana tersebut, menuduh PA menggunakan $150 juta yang diarahkan oleh Abbas untuk memberi kompensasi kepada keluarga Palestina yang menyerang orang Israel dalam beberapa tahun terakhir.

"Sayangnya, tepat setelah pemerintahan Biden mengumumkan bantuan tambahan ke Tepi Barat dan Gaza, Presiden PA Abbas mengeluarkan pembayaran syahid senilai $42.000 kepada seorang teroris Jihad Islam Palestina yang menikam dua orang Israel hingga tewas pada tahun 2015. Ini keterlaluan," tulis Risch dalam sebuah Surat 15 Juni menjelaskan penahanan dana tersebut.

"Praktik menjijikkan ini sangat mengkhawatirkan saya dan harus dibenci oleh semua anggota Kongres," tulis Risch.

"Orang-orang Palestina memandang dana martir sebagai bantuan anti-kemiskinan yang diperlukan untuk keluarga orang-orang Palestina yang dipenjara atau menjadi korban dari Israel setiap tahun."

Dalam kasus yang dikutip oleh Risch, dana tersebut diberikan dalam Dinar Yordania kepada keluarga seorang pria berusia 19 tahun yang menjadi korban dari pasukan Israel setelah dia menikam dua orang Israel pada tahun 2015.

Pasukan Israel kemudian menghancurkan rumah keluarga pria tersebut di Ramallah, bagian dari kebijakan pembalasan kontroversial yang bertujuan untuk menghalangi serangan Palestina. Pembayaran kepada keluarga oleh PA adalah untuk membantu mereka dengan biaya perumahan, menurut laporan.

Pada tahun 2018, Kongres AS meloloskan undang-undang baru, yang disebut (Taylor Force Act), dinamai setelah seorang mahasiswa pascasarjana Amerika yang menjadi korban di Palestina saat dalam perjalanan pertukaran di Israel. Undang-undang memungkinkan legislator untuk memotong bantuan ke Palestina jika terhubung dengan kemampuan PA untuk melakukan pembayaran martir.

Pendukung Palestina di AS mengatakan bahwa, sementara Kongres secara teknis memiliki wewenang untuk meninjau $ 50 juta yang diblokir, uang itu ditujukan untuk proyek dan pengembangan yang ditangani oleh organisasi non-pemerintah, bukan PA.

"Mengesampingkan masalah dengan Taylor Force Act, bantuan kemanusiaan yang dipegang Senator Risch, tidak memicu dan tidak terpengaruh oleh Taylor Force Act," ungkap Huwaida Arraf, selaku pengacara hak asasi manusia Palestina-Amerika di Detroit.

"Ini memalukan, tapi tidak mengejutkan, bahwa senator begitu kejam menahan bantuan yang sangat dibutuhkan ini," ujar Arraf kepada Al Jazeera.

Pada tahun 2018, mantan Presiden Donald Trump memotong $200 juta dalam bantuan AS yang ditujukan kepada badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina. Pemerintahan Biden mengumumkan pada bulan April bahwa mereka memulihkan $150 juta untuk badan PBB tersebut. Dana tersebut tidak terhalang oleh Taylor Force Act.

Bahkan dengan bantuan itu, cakupan kebutuhan di wilayah Palestina sangat besar. 

"Gaza tengah mengalami bencana kemanusiaan," tulis Perwakilan Raskin dalam suratnya yang ditandatangani oleh 145 Demokrat yang mendesak Risch untuk tidak menunda bantuan AS.

"Bangunan terletak di puing-puing. Akses ke air bersih dan listrik masih sporadis atau tidak ada sama sekali. Kerawanan pangan menyebar. COVID-19 merajalela dan ribuan orang telah mengungsi dan kehilangan tempat tinggal. Besarnya krisis ini sangat mengejutkan."

"Setelah pemboman Israel pada bulan Mei, kita perlu membangun kembali perumahan sipil yang telah rusak, orang-orang kehilangan tempat tinggal," ungkap Elizabeth Campbell, selaku direktur kantor Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) kantor Washington yang telah mengeluarkan keadaan darurat.

"Kami perlu memberikan subsidi dan dukungan sewa kepada keluarga, sehingga rumah mereka dapat dibangun kembali."

"Di saat yang sama, warga Palestina di Gaza yang menjadi sasaran serangan udara Israel mengalami penurunan yang menakutkan dalam kesehatan psikologis." Tutur Campbell.

"Banyaknya orang di Gaza, termaksud anak-anak, telah menyaksikan anggota keluarga, teman, dan tetangga yang telah menjadi korban."

Sumber, Al Jazeera.

Author Image
AboutGhazinewss

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment