Ghazinews.xyz - Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS menyatakan pada hari Senin, ia belum melihat bukti dari Israel yang menyatakan Hamas beroperasi pada gedung Gaza yang menampung kelompok media dalam waktu dekat ini perihal telah dibombardir oleh serangan Israel melalui serangan udara.
![]() |
Menlu AS : Israel Belum Mengirim Bukti Keberadaan Markas Hamas di Menara Media Gaza. |
Melalui konferensi pers di ibu kota Denmark, Kopenhagen, Blinken mengungkapkan kepada wartawan bahwa Israel belum memberikan informasi apa pun terkait serangannya terhadap menara media meskipun telah terdapat permintaan AS.
Sabtu, pesawat tempur Israel telah menghancurkan Menara Al-Jalaa, yang menampung beberapa kantor media, salah satu media Al Jazeera dan Associated Press.
Rudal Israel juga menewaskan dua orang ibu Palestina dan delapan anak pada kamp pengungsi al-Shati yang terletak pada Jalur Gaza selatan.
"Serangan langsung terhadap warga sipil merupakan Kejahatan perang, pihaknya sangat prihatin atas meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza." Ucap Amnesty International pada akun Twitternya.
Kelompok hak asasi yang berbasis di London meminta Pengadilan Kriminal Internasional guna menyelidiki serangan Israel pada kamp pengungsi al-Shati.
"Serangan Israel pada gedung Al-Jalaa yang menghancurkan rumah, kantor Al-Jazeera, kantor Associated Press juga harus diselidiki sebagai kejahatan perang. Serangan tersebut sesuai dengan pola hukuman kolektif Israel terhadap penduduk Palestina."
Setidaknya 200 (dua ratus) warga Palestina telah tewas, diantaranya terdapat 59 (lima puluh sembilan) anak-anak dan 35 (tiga puluh lima) wanita, dalam serangan Israel pada Jalur Gaza sejak pekan lalu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Lebih dari 1.300 orang telah terluka dan puluhan bangunan hancur pada serangan Israel tersebut.
Ketegangan dalam waktu dekat tersebut dimulai dari Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadhan menyebar ke Gaza sebagai akibat dari serangan Israel terhadap jamaah di kompleks Masjid Al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel pada tahun 1967. Hal tersebut mencaplok wilayah seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Sumber, Anadolu Agency.