Ghazinews.xyz - Menghadapi gelombang kritik dan pertanyaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari legislator Amerika Serikat perihal penjualan alat pendukung militer AS ke Israel, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyatakan pemerintah Biden tetap berkomitmen untuk memberi Israel sarana untuk mempertahankan diri.
![]() |
Blinken : AS Berkomitmen Memberi Israel sarana Pertahanan Diri. Photo : POOL / VIA REUTERS |
Dalam wawancara dengan program Berita ABC Minggu Ini, Blinken mengungkapkan Presiden Joe Biden telah jelas dalam komitmennya mendukung pertahanan Israel, terutama dalam hal serangan roket tanpa pandang bulu terhadap warga sipil.
"Setiap negara akan menanggapi hal tersebut, dan kami berkomitmen untuk membela Israel. Pada saat yang sama, setiap penjualan perlengkapan militer akan dilakukan konsultasi penuh dengan Kongres, kami berkomitmen untuk itu. Dan kami ingin memastikan bahwa proses tersebut bekerja secara efektif." Ujar Blinken pada hari Minggu.
Legislator progresif AS, termaksud anggota Kongres dari Partai Demokrat Alexandria Ocasio-Cortez, Rashida Tlaib dan Ilhan Omar, telah mengecam Biden atas dukungan tegasnya guna mendukung Israel selama kampanye pengeboman negara tersebut baru-baru ini di Jalur Gaza.
Hampir 250 warga Palestina, termaksud puluhan anak-anak, korban dalam 11 hari pemboman Israel di wilayah Palestina yang terkepung, sementara lebih dari 1.900 lainnya terluka dan sejumlah bangunan serta infrastruktur penting hancur.
Di Israel, 12 orang termaksud dua anak juga menjadi korban dalam tembakan roket yang berasal dari Jalur Gaza.
Legislator AS telah menekan Biden untuk ikut andil dalam gencatan untuk mengakhiri kekerasan, sambil mengkritik pernyataan dari Gedung Putih dan pejabat teras pemerintahan lainnya yang membela hak untuk membela diri Israel.
"Amerika Serikat seharusnya tidak melakukan penjualan peralatan militer ke pemerintah Israel karena mereka mengerahkan sumber daya kami untuk menargetkan outlet media internasional, sekolah, rumah sakit, misi kemanusiaan dan situs sipil untuk penyerangan," tweet Ocasio-Cortez pada 19 Mei, sehari sebelum gencatan senjata Gaza tercapai.
Legislator New York ajukan resolusi pada hari yang sama di Dewan Perwakilan Rakyat AS tengah berupaya memblokir pengiriman peralatan militer, dan pada 20 Mei, Senator Bernie Sanders menyampaikan resolusi serupa di Senat.
Pemerintah Biden bersikeras menyatakan diplomasi di belakang layar membantu mengamankan gencatan, dan berjanji membantu membangun kembali daerah pemukiman warga Palestina.
Namun para ahli mengkritik pendekatan tersebut, mengungkapkan Israel hanya menanggapi tekanan publik dan jelas semakin Israel dimanja, didukung, dipertahankan, Israel semakin agresif dan keras dalam membuat konsesi apapun.
Blinken diperkirakan akan mengunjungi Israel dan Tepi Barat yang diduduki minggu depan untuk membahas situasi tersebut, yang terus tegang di tengah rencana Israel secara paksa mengusir keluarga Palestina dari Yerusalem Timur yang diduduki serta pemukim Israel memasuki area Masjid Al-Aqsha.
"Blinken akan Bertemu dengan rekan-rekan Israel, Palestina, dan regional dalam beberapa hari mendatang untuk membahas upaya pemulihan dan bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Israel dan Palestina". Ungkap Departemen Luar Negeri AS.
Menteri Luar Negeri AS mengulangi pesan tersebut dalam wawancara ABC News pada hari Minggu.
"Kita harus mulai menempatkan kondisi yang akan memungkinkan kedua belah pihak untuk terlibat secara bermakna dan positif terhadap dua negara". Tutur Kemenlu AS
"Pertama-tama kita harus selesaikan dengan melakukan perubahan dari kekerasan, kita telah mendapatkan gencatan dan saat ini menangani situasi kemanusiaan, menangani rekonstruksi, dan memperdalam keterlibatan kita yang dengan Palestina dan Israel," imbuh Blinken.
James Bays dari Al Jazeera, melaporkan dari Yerusalem Barat, memaparkan apa yang kurang dalam komentar Blinken ialah saran bahwa AS akan mencoba memulai diplomasi, sebab masalah Israel-Palestina sejauh ini belum menjadi prioritas bagi Pemerintahan Biden.
" Hal ini difokuskan pada kesepakatan nuklir Iran, di Afghanistan, pada hubungan antara China dan Rusia. Dan mungkin beberapa di pemerintahan telah memutuskan setelah konflik ini, keadaan cenderung tenang selama beberapa bulan ke depan atau bahkan mungkin beberapa tahun ke depan, " tutur Bays.
"Namun kita akan melihat ketika (Blinken) tiba di sini dalam beberapa hari mendatang, apakah terdapat upaya AS secara aktif memulai negosiasi perdamaian." Tutupnya.
Sumber, Al Jazeera.