Ghazinews.xyz - Bangladesh pada hari Senin abaikan hubungan diplomatik dengan Israel di tengah kritik yang meluas atas perubahan baru pada paspornya.
![]() |
Bangladesh Abaikan Hubungn Diplomatik dengan Israel. |
Mengutip kebutuhan untuk menjunjung standar internasional, pemerintah baru-baru ini menghapus kata "paspor ini berlaku kecuali untuk Israel".
"Perubahan paspor baru-baru ini dibuat sejalan dengan hukum internasional, dan tidak ada yang bisa membuat Israel bersukacita dalam hal ini." Ucap Menteri Penerangan Hasan Mahmud kepada wartawan ibu kota, Dhaka.
Hasan Mahmud menyatakan bahwa apa pun yang tertulis di paspor, kunjungan bersama dilarang.
“Kami tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan ini akan tetap sama di masa depan. Israel akan dilarang atau ditutup terkhusus untuk warga negara Bangladesh dan akan sama bagi orang-orang dengan paspor Israel untuk bepergian ke Bangladesh," tegasnya.
Ia juga menunjukkan ketegasan sikap Bangladesh terhadap rakyat Palestina, dengan menyatakan bahwa posisinya di Israel telah menjadi lebih terintegrasi dengan agresi yang baru-baru ini dilancarkan terhadap warga sipil Palestina yang tak bersalah.
Sejak negara mayoritas Muslim Asia Selatan muncul pada tahun 1971, negara tersebut secara terbuka menegaskan posisinya yang mendukung Palestina melawan penindasan Israel di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Sementara, Sekretaris Jenderal oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), Mirza Fakhrul Islam Alamgir, menyebut keputusan pemerintah untuk menghapus ucapan Israel dari paspor sebagai posisi yang tidak memiliki berprinsip.
Pada konferensi pers, ia mengklaim bahwa pemerintah mengubah larangan dokumen perjalanan disaat pasukan Israel secara terbuka menyerang warga Palestina.
Ia memaparkan pemerintah melakukan perubahan guna menenangkan kekuatan eksternal.
Perihal penghapusan paspor tersebut berlaku kecuali di Israel telah memicu kritik, termaksud pada media sosial, dan kemarahan meningkat menyusul tweet sambutan dari kepala Kementerian Luar Negeri Israel untuk Asia dan Pasifik.
Kementerian Luar Negeri harus mengeluarkan statement yang mengkonfirmasi pendiriannya mendukung Palestina dan bahwa tidak akan ada perubahan dalam kebijakan luar negerinya untuk Israel.
Selama serangan Israel terhadap Palestina, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan Menteri Luar Negeri AK Abdul Momen menegaskan kembali dukungan negara mereka untuk perjuangan Arab yang sah dengan mengutuk Tel Aviv dikarenakan telah melukai warga sipil di Gaza.
Sumber, Anadolu Agency.