Saturday, 24 April 2021

Seorang Pegawai Wanita Tewas Ditikam di Kantor Polisi Prancis

0

Ghazinews.xyz - Penyerang yang menikam seorang wanita yang bekerja di kantor polisi Prancis dekat Paris, berhasil di tembak oleh petugas yang ada di dekatnya.

Seorang Pegawai Wanita Tewas Ditikam di Kantor Polisi Prancis.

Serangan tersebut pada Jumat sore itu terjadi di area pintu masuk kantor polisi di Rambouillet, sebuah kota 57 km (35 mil) barat daya ibu kota Prancis.

"Petugas yang tewas adalah seorang pegawai administrasi yang berusia 49 tahun, bekerja untuk layanan kepolisian nasional," imbuh juru bicara kepolisian nasional kepada media The Associated Press.

"Penyerang telah mengintai tempat kejadian sebelum melancarkan serangan," ungkap seorang pejabat di kantor kejaksaan.

Identitas dan motif penyerang belum diketahui secara pasti. Laporan media Prancis mengidentifikasi dia sebagai warga Prancis berusia 37 tahun tanpa catatan kriminal.

Petugas tersebut, seorang ibu dua anak yang kembala setelah jam istirahat makan siang, ditikam pada bagian tenggorokan sebanyak dua kali dan meninggal akibat pendarahan, ucap sumber polisi, yang tidak ingin disebutkan namanya.

Penyerang terluka parah ketika seorang petugas berhasil menembak dan melumpuhkannya.

Penyerang adalah warga negara Tunisia yang tinggal di Prancis dengan dokumen resmi, kata pejabat keamanan.

"Dia tiba di Prancis secara ilegal pada 2009 namun sejak saat itu memperoleh surat izin tinggal, Dia baru saja pindah ke Rambouillet." Ungkap sumber polisi. 

Kejaksaan telah mengambil alih penyidikan yang juga melibatkan dinas intelijen dalam negeri DGSI.

Jaksa anti-terorisme Jean-Francois Ricard mengungkapkan kepada wartawan bahwa kantornya telah mengambil alih penyelidikan tersebut dikarenakan penyerang telah mengintai stasiun tersebut, karena pernyataan yang dia buat selama serangan tersebut, dan karena dia menargetkan seorang pejabat polisi.

Polisi menggeledah rumah penyerang di Rambouillet dan menahan tiga orang dalam rombongannya, menurut seorang pejabat pengadilan.

Presiden Emmanuel Macron menulis di Twitter.

"Kami tidak akan pernah menyerah, dalam perang melawan terorisme Islam."

“Bangsa ini berada di sisi keluarga, kolega serta pasukan keamanannya,” tuturnya, sembari menyebut wanita yang terbunuh itu bernama Stephanie.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin beserta Perdana Menteri Jean Castex melakukan perjalanan ke kota itu, seusai serangan tersebut.

"Di luar kantor polisi bahwa Prancis telah kehilangan pahlawan dikarenakan tindakan barbar dan sepenuhnya pengecut." Ungkap Castex.

Darmanin menyatakan keamanan akan ditingkatkan di stasiun-stasiun di seluruh negeri. 

Menyusul insiden penikaman yang fatal oleh empat orang di markas besar kepolisian Paris pada 2019, dan terjadi enam bulan setelah seorang remaja memenggal kepala seorang guru sekolah di departemen administrasi yang sama di Prancis.

Serangan tersebut terjadi ketika pemerintah Macron memperkuat kebijakan keamanannya di tengah kekhawatiran pemilih tentang kejahatan dan keluhan dari polisi bahwa mereka menghadapi bahaya yang semakin meningkat.

Pergeseran tersebut terjadi ketika Prancis bersiap dalam pemilihan regional di bulan Juni di mana keamanan adalah masalah besar, dan untuk pemilihan presiden tahun depan penantang utama Macron bisa jadi adalah pemimpin sayap kanan Marine Le Pen, jika ia berniat mencari masa jabatan kedua.

Le Pen menyatakan polisi membutuhkan perlindungan lebih.

"Dukung polisi, usir imigran ilegal, pemberantasan Islamisme," cuitnya pada akun twitternya.

Sumber, Aljazeera.

Author Image
AboutGhazinewss

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment