Tuesday, 13 April 2021

Junta-Militer Ingin Tebusan untuk Jenazah Aktivis Myanmar

0

Ghazinews.xyz, Myanmar - Myanmar semakin memanas. Junta-Militer Myanmar dilaporkan meminta uang tebusan sebesar US$ 85 atau setara Rp 1,2 juta (asumsi Rp 14.600/US$) kepada keluarga ataupun kerabat yang ingin mengambil jenazah dari pengunjuk rasa.

Junta-Militer Myanmar dilaporkan meminta uang tebusan sebesar US$ 85 atau setara Rp 1,2 juta (asumsi Rp 14.600/US$) kepada keluarga ataupun kerabat yang ingin mengambil jenazah.


Perihal tersebut dilaporkan dari sebuah postingan pada Facebook para aktivis anti-kudeta dari Serikat Mahasiswa Universitas Bago. Dikutip melalui CNN International, mereka menuturkan jika militer menuntut 120.000 kyat Myanmar guna mayat para demonstran yang tewas, Jumat (9/4).

Radio Free Asia membenarkan terkait laporan pada postingan Serikat Mahasiswa Universitas Bago tersebut. Hingga berita ini ditayangkan, pihak militer Myanmar belum dapat memberikan jawaban perihal praktek tersebut.

Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menyatakan sedikitnya 82 orang tewas di Bago, bertempatan 90 kilometer (56 mil) dari timur laut Yangon, seusai kota tersebut "digerebek" pasukan keamanan Junta Militer Jumat lalu.

Militer Myanmar menembaki pengunjuk rasa anti-kudeta di wilayah kota Bago dengan menggunakan senapan serbu, granat berpeluncur roket (RPG), serta granat tangan.

Saksi mata yang berdomisili tepat di kota Bago, yang tidak ingin namnya disebutkan untuk tujuan keamanan, mengungkapkan banyak penduduk telah melarikan diri ke arah beberapa desa terdekat semenjak penggerebekan pada hari Jumat. Jaringan internet terputus pada daerah tersebut sejak Jumat dan pasukan keamanan tengah mensterilkan lingkungan sekitar.

"Saya tinggal di jalan utama. Pasukan keamanan sering berdatangan dan pergi," ucap saksi mata, dengan menambahkan mayat telah menumpuk di kamar jenazah seusai tragedi penembakan.

"Karena ancaman tersebut, kami harus pindah dari rumah ke jalur terdekat."

700 orang lebih telah tewas sejak aksi anti-kudeta 1 Februari lalu. Saat ini, pasukan keamanan junta yang terdiri dari polisi, tentara, serta pasukan elit kontra-pemberontakan mulai melakukan tindakan keras dan sistematis terhadap pengunjuk rasa yang tidak bersenjata (sipil), menahan sekitar 3.000 orang dan memaksa para aktivis bersembunyi guna menghindari aksi kekerasan tersebut.

Sumber, CNBC Indonesia.

Author Image
AboutGhazinewss

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment