![]() |
Tentara keamanan Israel memutuskan daya arus listrik ke menara utama Masjid Al-Aqsa guna menghalangi suara azan dikumandangkan. |
Administrator masjid menyatakan pada hari Rabu tentara keamanan Israel telah menyabotase kunci pintu pada empat menara Masjid Al-Aqsa dalam upaya membungkam suara azan.
Upaya tentara zionis tersebut dilakukan setelah pejabat lembaga wakaf yang mengawasi situs suci Yerusalem menolak untuk mematikan pengeras suara pada hari pertama Ramadhan.
Pejabat wakaf Mesjid Al-Aqsa menyatakan Israel menginginkan ketenangan saat para tentara berdoa di Tembok Barat atau pada Tembok Buraq guna memperingati Memorial Day, hari mengenang para tentara Israel yang tewas dalam perang dan korban serangan. Tembok Barat berdekatan dengan Masjid al-Aqsa.
“Tentara Israel secara paksa menyerbu menara Masjid Al-Aqsa usai memotong gembok pintu dengan peralatan khusus, kemudian mereka memotong kabel menara utama di masjid,” kata Sheikh Omar al-Kiswani, yang mengelola Temple Mount untuk Wakaf Islam yang didukung Yordania.
Pasukan Israel menolak untuk mengomentari operasi sabotase tersebut. Mereka menolak menjawab melalui telepon atau pertanyaan email tertulis.
Mahmoud Abbas, Presiden Otoritas Palestina melalui juru bicaranya, menyimpulkan perihal insiden tersebut sebagai kejahatan rasis.
"Ini termaksud serangan rasis terhadap kesucian tempat-tempat suci serta kebebasan dalam beribadah," ujar juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeineh.
"Kebijakan tersebut dapat mengubah konflik menjadi perang agama yang akan merusak tatanan perdamaian serta keamanan internasional, yang akan menjadi tanggung jawab penuh Israel," imbuh Abu Rudeineh.
Situs suci Masjid Al-Aqsa dan Temple Mount, dihormati oleh umat Muslim dan Yahudi serta merupakan tempat di mana banyak warga Palestina sering berkumpul, terutama guna mengadakan shalat Jumat.
Situs tersebut telah lama menjadi titik nyala konfrontasi antara Palestina dan tentara keamanan Israel yang terkadang berubah menjadi konflik mematikan.
Usai merebut wilayah Yerusalem dari Yordania ketika Perang Enam Hari 1967, Israel terus memberikan Wakaf pada lembaga yang didanai serta yang dikendalikan oleh pemerintah Yordania atas kendali penuh pada wilayah situs suci tersebut. Pasukan keamanan Israel hadir di area tersebut serta bekerja dalam koordinasi dengan Wakaf.
Orang Yahudi diizinkan berkunjung, namun tidak untuk Muslim, dilarang keras untuk berdoa di halaman Temple Mount.
Palestina memiliki sejarah panjang dalam upaya mengumpulkan publiknya sebagai respon atas dugaan pelanggaran Israel atas kedaulatan Muslim di kompleks Masjid Al-Aqsa.
Media Otoritas Palestina kerap menunjukkan kunjungan masyarakat Yahudi yang religius pada situs tersebut, yang dianggap sebagai "invasi pemukim".
Riyad al-Maliki, Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina mennebut insiden di Masjid Al-Aqsa itu hanya satu dari serangkaian tindakan agresi yang berulang oleh Israel di situs suci itu.
Menurut Kepolisian Israel, terdapat beberapa jamaah Muslim yang kembali seusai shalat melemparkan batu dan petasan ke bus yang lewat serta dapat melempar petugas polisi Israel yang berada di dekat Gerbang Damaskus. Menurut polisi, sekitar enam pejalan kaki terluka dan lima orang ditangkap.
Sheikh Safwat Freij, wakil kepala Gerakan Islam Israel, kepada The Times of Israel, Kamis (15/4), menyesalkan gesekan dan dituduhkan atas tindakan tentara Israel kepada jamaah Muslim dan Yahudi.
“Seharusnya terdapat komunikasi yang baik, agar ribuan jamaah tidak melanggar haknya, apalagi di malam pertama Ramadhan. Mereka bisa saja memulai upacara Memorial Day mereka lebih awal atau lebih lambat, membiarkan doa tidak dihalangi," Jelas Freij, yang memimpin Asosiasi Amall Al-Aqsa.
Ketika ditanya kepada pejabat wakaf Mesjid Al-Aqsa apakah bisa berkompromi dengan beberapa tuntutannya misal, menunda atau menurunkan volume azan guna menghormati upacara khusyuk yang berlangsung di sebelah.?
Freij menjawab, “Di mana pun ada niat baik, di sana pastilah terdapat sebuah solusi yang bisa ditemukan melalui dialog dan rasa hormat. Ketika ada niat untuk mencari solusi, maka terdapat cara untuk menyelesaikannya."
Sumber, Sindonews.