Saturday, 24 April 2021

AS Mundur Dari Afghanistan Picu Kehawatiran Perihal Sandera AS di Tangan Taliban

0
Ghazinews.xyz - Sumpah pemerintahan Biden guna menarik pasukan dari Afghanistan tanpa syarat telah membuat ketidakpastian perihal nasib sandera Amerika yang dikuasai Taliban.

Biden telah menginstruksikan negosiator AS dalam beberapa pekan terakhir untuk mengangkat kasus Mark Frerichs.

Biden telah menginstruksikan negosiator AS dalam beberapa pekan terakhir untuk mengangkat kasus Mark Frerichs, seorang kontraktor sipil yang diculik di Kabul tahun lalu, dalam pembicaraan dengan kelompok militan tersebut. Namun ia perlu mengeluarkan instruksi khusus kepada negosiator AS untuk membuat pembebasannya sebagai prasyarat penarikan semua pasukan AS dari Afghanistan, kata seorang pejabat senior AS yang terlibat erat dalam pembicaraan dengan Taliban. 

Pejabat tersebut, seperti yang lainnya dalam laporan tersebut, berbicara dengan syarat anonim guna membahas negosiasi sensitif yang sedang berlangsung.

"Kami belum diinfokan perihal komfirmasi kepada Talib, agar jelas," ucap pejabat tersebut.

Para pejabat senior kedua yang juga terlibat erat dalam pembicaraan itu menegaskan bahwa AS memiliki pengaruh yang cukup guna mendesak pembebasan Frerichs.

Baik waktu maupun pengaruh semakin menipis. Amerika Serikat telah menolak permintaan Taliban Perihal pertukaran tahanan, dan dengan semua pasukan AS akan ditarik dari Afghanistan pada 11 September, keluarga Frerichs semakin khawatir orang yang mereka cintai akan ditinggalkan.

Keluarga dan pendukung telah mengkritik pejabat AS yang bernegosiasi kepada Taliban, terutama utusan khusus AS Zalmay Khalilzad, sebab tidak memprioritaskan kasus tersebut menjelang kesepakatan yang dibuat oleh pemerintahan Trump dengan Taliban dan lebih dari satu tahun negosiasi.

"Jika presiden menginginkan Mark pulang, maka duta besarnya harus mengikuti perintahnya serta menyelesaikannya sebelum kita kehabisan waktu dan pengaruh," tutur Charlene Cakora, yang merupakan saudara perempuan Frerichs. 

“Saya muak dengan orang-orang pemerintah yang mencoba membuatnya tampak seperti mereka membantu kami, padahal kami tidak yakin mereka membantu. Amerika tidak meninggalkan orang, kan?"

Frerichs, (58) tahun mantan penyelam Angkatan Laut dari Lombard, Illinois, telah tinggal di Kabul selama satu dekade mengerjakan proyek konstruksi sebagai insinyur, ketika ia diculik oleh geng kriminal dalam beberapa minggu sebelum kesepakatan AS-Taliban ditandatangani pada Februari 2020. 

Ia diserahkan pada tanggal yang tidak diketahui tahun lalu ke jaringan Haqqani, sebuah kelompok yang memiliki hubungan dekat dengan Taliban dan telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat.

Pada pertengahan tahun 2020, Taliban menahan Frerichs. Saat ini, Amerika Serikat sangat yakin bahwa ia masih hidup dan tetap berada dalam kendali Taliban, pendapat pejabat senior AS yang kedua.

Para pendukung dalam kasus ini menyatakan kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan adalah alat tawar paling kuat yang dimiliki Amerika Serikat dengan Taliban.

“Apa artinya memprioritaskan seorang Amerika yang disandera di luar negeri dengan menggunakan pengaruh yang kita miliki, ketika kita berpeluang untuk membawa pulang seseorang.” Tutur Margaux Ewen, direktur eksekutif James W. Foley Legacy Foundation dan seorang advokat keluarga Frerichs.

"Terlihat dari setiap hari kita mendekati penarikan pasukan, kita kehilangan pengaruh tersebut."

Senator Tammy Duckworth (D-Ill.), Yang mewakili negara bagian asal Frerichs, meyakini. 

"kita tidak boleh meninggalkan orang Amerika dan negara kita harus terus memprioritaskan kembalinya Mark Frerichs dengan aman," imbuh juru bicara Ben Garmisa dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengungkapkan kepada The Washington Post dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintahan Biden tidak memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada pemulangan yang aman bagi orang Amerika yang ditahan di luar negeri bertentangan dengan keinginan mereka.

“Itulah mengapa Duta Besar Khalilzad bertindak atas arahan Penasihat Keamanan Nasional, Menteri Luar Negeri dan pada akhirnya Presiden telah berulang kali mengangkat kasus Mark Frerichs dengan Taliban,” katanya. 

“Kami tidak akan berhenti sampai dia kembali dengan selamat dengan keluarganya.”

Price menolak membahas apakah Khalilzad menyarankan pemerintahan Biden untuk membuat pembebasan Frerichs sebagai syarat penarikan.

“Duta Besar merupakan bagian integral dari proses pengambilan keputusan. Namun kami tidak ingin merinci proses musyawarahnya, ” ungkap Price.

Sumber, Washingtonpost.
Author Image
AboutGhazinewss

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment