Tuesday, 30 March 2021

Rusia Akhirnya Buka Suara Prihatin Atas Jumlah Korban di Myanmar

0

Ghazinews.xyz, Rusia - Rusia mengaku prihatin atas jumlah korban yang terus bertambah sejak aksi damai menolak kudeta militer Myanmar.

Jumlah Korban terus berjatuhan hingga saat ini, Korban dominan dari kalangan warga sipil yang protes terhadap Kudeta Militer Myanmar


Kremlin Dmitry Peskov, Juru Bicara Rusia mengungkapkan sekalipun Rusia memiliki hubungan lama dan "konstruktif" dengan Myanmar, bukan berarti Rusia menyepakati peristiwa tragis pada negara tersebut.

"Kami sangat prihatin atas meningkatnya jumlah korban sipil," ujar Peskov, Senin (29/3) seperti dikutip dari AFP.

Alexander Fomin Wakil Menteri Pertahanan Rusia serta pejabat lainnya turut hadir dalam acara parade tahunan yang memamerkan kehebatan militer Myanmar pada akhir pekan lalu.

Pernyataan yang dirilis oleh menteri Fomin mengungkapkan Myanmar adalah sekutu serta mitra strategis yang dapat diandalkan oleh Rusia di kawasan Asia Tenggara.

Moskow, merilis pernyataan tersebut dengan keinginan guna memperdalam "kerja sama militer serta teknis militer dalam semangat membangun kemitraan yang strategis."

Dalam parade tersebut, Rusia memamerkan peralatan tempurnya termasuk tank T-72, jet tempur MiG-29, dan helikopter Mi-24.

Jenderal Min Aung Hlaing, Pemimpin kudeta militer Myanmar mengatakan bahwa Rusia adalah teman sejati.

Kedekatan antara Rusia - Myanmar tercermin saat perwakilan Rusia turut hadir dalam peringatan Hari Angkatan Bersenjata yang dirayakan militer Myanmar, Sabtu (27/3).

"Rusia adalah teman sejati," kata Min Aung Hlaing dikutip melalui Reuters.

Terdapat delapan delegasi internasional yang turut menghadiri acara tersebut di Myanmar termasuk perwakilan dari China, India, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Laos, serta Thailand.

Beberapa negara tersebut mengirim perwakilan, dan hanya Rusia yang satu-satunya mengirim pejabat kementerian.

Perihal tersebut menjadi perhatian di tengah tekanan internasional kepada junta yang meningkat pada pekan ini ditambah sanksi baru dari Amerika Serikat serta Eropa.

Protes atas kudeta terus berlanjut. Tak hanya perlawanan dari warga sipil, kelompok etnis bersenjata turut bersama melawan Junta-militer Myanmar.

Diantaranya ialah Tentara Arakan yang menyatakan telah bergabung bersama sipil, hingga kaum ibu-ibu, pelajar di sebuah desa juga mulai berlatih mengangkat senjata guna memberikan perlawanan terhadap kekejaman militer Myanmar.

Author Image
AboutGhazinewss

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment