Ghazinews.xyz, - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menjanjikan $ 6,4 miliar dalam bantuan kemanusiaan membantu warga Suriah yang melarikan diri sejak satu dekade perang saudara, namun tidak mencapai target $ 10 miliar dikarenakan pemerintah tengah berjuang dengan ekonomi yang melemah perihal pandemi COVID-19.
![]() |
Kirisis ekonomi di Suriah berdampak pada kelangsungan hidup para masyarakat yang menjadi korban dalam konflik di negara Suriah. |
Pada konferensi tahunan kelima yang diadakan guna menjaga warga Suriah dari kelaparan, acara yang diselenggarakan oleh Uni Eropa tersebut meminta $ 4,2 miliar untuk orang-orang yang terlantar di Suriah dan $ 5,8 miliar untuk pengungsi serta pemilik rumah mereka di tempat lain di daerah Timur Tengah.
PBB mengumpulkan lebih dari $ 7 miliar di tahun 2020 serta pada tahun 2019, meskipun para pejabat PBB masih akan mengupayakan lebih banyak untuk sepanjang tahun kedepan dan masih memiliki waktu, karena uang tersebut dibagi antara 2021 dan 2022.
“Lebih dari 13 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup dalam tahun ini. Lebih dari 20 persen dari tahun lalu,
Mayoritas penduduk saat ini tengah menghadapi kelaparan, ” ucap Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melalui daring pada Selasa.
Lembaga keuangan dan Pendonor Bantun telah menyetujui pinjaman berbunga rendah senilai $ 7 miliar, ucap Janez Lenarcic, komisaris Uni Eropa untuk manajemen krisis.
Sekitar 24 juta orang lebih membutuhkan bantuan dasar di Suriah serta wilayah sekitarnya, yang meningkat empat juta selama kurun waktu setahun terakhir. Hal ini merupakan jumlah tertinggi semenjak tindakan keras terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad di tahun 2011 yang menyebabkan perang saudara.
“Banyak hal menjadi lebih buruk,” ujar Mark Lowcock kepala bantuan PBB melalui daring video.
"Kami telah mengalami satu dekade menuju kematian, kehancuran, pengungsian, penyakit, ketakutan dan keputusasaan," ucapnya, seraya menambahkan PBB tengah mengatur rencana tanggap terbesar yang pernah ada untuk Suriah dan kawasan itu guna menyelamatkan ribuan nyawa.
Sedang Jerman menjanjikan 1,738 miliar euro ($ 2,04 miliar), jumlah terbesar dalam empat tahun.
“Tragedi Suriah tidak boleh berlangsung 10 tahun kedepan. Demi mengakhiri harus dimulai dengan membenahi harapan. Ini dimulai dengan komitmen kami di sini hari ini, ”imbuh Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.
Dukungan UE, yang berasal dari anggaran umum dan terpisah dari negara-negara anggota, stabil pada 560 juta euro ($ 656 juta).
Harapan lain datang sepanjang hari termasuk $ 100 juta dari Qatar. Situasi kemanusiaan hanya akan membaik dengan solusi politik untuk krisis tersebut, Menteri Luar Negeri negara Teluk Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan.
Hampir $ 600 juta dijanjikan oleh Amerika Serikat. Inggris menjanjikan 205 juta pound ($ 281 juta), meskipun David Miliband, presiden Komite Penyelamatan Internasional, mengatakan jumlah itu lebih rendah dari 300 juta pound yang dijanjikan pada tahun lalu, dan mendesak London untuk menyediakan lebih.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Senin malam menyerukan agar perbatasan Suriah tetap terbuka untuk memungkinkan akses tanpa hambatan dan aliran bantuan bebas, seruan yang digemakan oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.
“Sangat penting bahwa bantuan dapat menjangkau mereka yang membutuhkan. Sangat penting bagi bantuan kemanusiaan untuk dapat diberikan kepada orang-orang tersebut,” imbuh Borrell.
Pertempuran kian mereda sejak kesepakatan setahun lalu mengakhiri kampanye pengeboman yang dipimpin Rusia telah membuat lebih dari satu juta orang mengungsi. Namun serangan udara Rusia, bersama dengan militer yang didukung Iran dan Suriah, terus menargetkan pos-pos pemberontak.
Gerakan Palang Merah Bulan Sabit Merah mendesak donor internasional untuk membantu membangun kembali Suriah, terutama guna memperbaiki layanan kesehatan, air dan listrik yang kritis.
Kepala Komite Palang Merah Internasional Peter Maurer mendesak kekuatan dunia untuk mencapai kesepakatan damai atau menghadapi lebih banyak lagi konferensi donor tahunan untuk Suriah.
“Tanggung jawab akhir terletak pada pihak-pihak yang berkonflik,” tuturnya.
Dengan bantuan Rusia dan Iran, al-Assad telah merebut kembali sebagian besar wilayah yang telah hilang dari pemberontak, serta upaya perdamaian yang didukung PBB telah terhenti.
Uni Eropa menyatakan tidak akan ada rekonstruksi yang dibantu oleh asing di Suriah tanpa kesepakatan damai antara pemerintah al-Assad dan banyak pemberontak dan kelompok oposisi lainnya.
Dikutip dari Aljazeera