Ghazinewss.blogspot.com : Arab Saudi dan Turki saling bekerjasama. Kedua negara akan terikat perjanjian pembelian senjata bersama.
Pada pernyataan persnya, Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan Raja Salman bin Abdulaziz berminat untuk membeli pesawat nirawak (drone) militer buatan Turki. Wilayah di Semenanjung Anatolia telah muncul sebagai salah satu pembuat pesawat tak berawak terbaik di dunia.
"Arab Saudi meminta kepada kami untuk menyediakan drone bersenjata," ungkap Erdogan dikutip dari AFP, Rabu (17/3/2021).
"Harapan kami adalah menyelesaikan masalah ini (antara kedua negara) dengan tenang, tanpa memanas."
Turki memamerkan dronenya saat membantu Azerbaijan dalam perang enam minggu dengan Armenia tahun lalu pada wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Ini menjadi ajang Turki menunjukan kualitas serta keunggulan drone-nya.
Namun, Ankara tetap juga menyuarakan ketidaksenangannya atas keputusan Arab Saudi untuk melakukan latihan udara bersama dengan saingan lama Turki, yaitu Yunani. Negeri Athena merupakan musuh Turki terutama dalam ketegangan area eksplorasi migas di laut Mediterania Timur.
Kendati, Erdogan yakin dengan kerjasama militer masalah tersebut dapat diatasi. Sebelumnya, Riyadh sudah memiliki perjanjian transfer teknologi dengan perusahaan Vestel, perusahaan swasta Turki yang memungkinkan Arab Saudi untuk membuat drone militernya sendiri.
Dilansir pada media yang sama, spekulasi tersebut beredar luas bahwa Arab Saudi tengah mencari sumber senjata baru untuk menghindari embargo yang diberlakukan beberapa negara Barat. Hal ini terjadi karena keterlibatan negeri raja minyak tersebut yang tengah menghadapi konflik di Yaman.
Pada sisi lain, Erdogan juga telah melakukan upaya pada beberapa bulan terakhir untuk memperbaiki hubungan Turki dengan rival regional di seluruh Timur Tengah. Itu termasuk ke Arab Saudi.
Hubungan antara Turki dan Arab memburuk tajam ketika saat Turki keluar untuk mendukung Qatar dalam perselisihan tahun 2017 dengan Arab Saudi serta koalisi negara-negara Timur Tengah termasuk Mesir. Akan tetapi Turki telah membuka suara pekan lalu bahwa mereka telah melakukan kontak diplomatik dengan Mesir untuk pertama kalinya sejak 2013, serta membuat beberapa isyarat perdamaian di Riyadh.